Mengabadikan Bajingan

Sebut saja ia bajingan
Namanya garang, namun nyalinya tak sekuat karang
Sajak ini akan panjang
Tentangnya yang mengaku sopan dan tahu aturan
Berhentilah disini jika kamu yakin tak mampu melanjutkan
Karena frasa-frasa berikutnya akan bercerita tentangnya dengan cara yang berbeda

Mau sampai kapan ia bersembunyi di balik tameng ketakutan, sedang di luar sana butuh ia sebagai perlindungan
Mau sampai kapan ia terkurung dalam nestapa, padahal ada bahagia yang menantinya
Mau sampai kapan ia terus memikirkan kritik yang mengusik, sedang di luar sana banyak yang menginginkannya bangkit
Aku masih menunggu kisah bajingan, yang katanya masih sopan dan tahu aturan
Aku masih menunggunya membuktikan, bahwa egonya bisa dikalahkan
Bahwa ia bisa meruntuhkan tameng ketakutan

Keluarlah, bajingan!
Kamu terlalu berharga bila harus terkurung dalam cangkang
Taruhlah hatimu padanya
Agar ia mampu menjagamu dari sesorang yang benci pada ‘bajingan’mu itu
Berhentilah bersembunyi, bajingan!
Ada banyak cerita yang harus kau jalani setelah ini, entah bersamanya atau sendiri
Bila ada yang benci jangan peduli, karena hidupmu bukan urusannya lagi

Bajingan yang tangguh
Ajarkan aku tentang ketangguhanmu agar bisa lalui semuanya secara utuh
Aku tahu kamu kuat kendatipun terikat
Aku tahu kau masih bisa bergerak meskipun hanya merangkak
Kau bilang bajingan yang sopan dan tahu aturan
Buktikan, bajingan!
Bahwa kau benar-benar di luar dugaan yang selama ini pembencimu pikirkan
Bajingan itu ketakutan
Takut tak bisa seperti yang diharapkan

Bajingan itu juga manusia
Bukan malaikat juga bukan dewa
Kamu terlalu rendah untuk dianggap manusia, terlalu tinggi untuk dianggap malaikat
Bajingan, kamu ini apa sih?!
Bajingan  itu ada
Tapi tak bisa digambarkan dengan kata-kata, tak bisa diilustrasikan dengan frasa
Tapi kenapa ia jadi candu bagi orang-orang di sekitarnya?
Termasuk aku di antaranya

Aku iri pada dia yang mampu membuat bajingan melemah
Aku iri pada dia yang mampu membuat bajingan itu jatuh dan tak sanggup bangkit
Aku ri pada dia yang membuat pandangan bajingan itu mengarah pada mata yang sama
Jangankan menatap punggungnya
Malamnya bajinganpun tetap panas walau dalam hujan yang deras
Dihantui keberadaannya
Cinta tak akan pernah melemahkannya
Dia menguat karenamu, bajingan!
Sebab ia memilikimu yang akan menjaganya dengan aman, menemaninya dengan nyaman, dan menawannya dengan rupawan
Bolehkah aku mengenalnya, bajingan?!
Atau bila anganku lebih jauh lagi, bisakah aku menjadi dirinya, bajingan?!

Akankah bajingan itu tertawa melihatku yang menantinya tanpa henti?
Kapan bajingan itu sadar bahwa ada aku disini?
Sadarkah bajingan kalau kehadirannya dinantikan?
Mau sampai kapan?
Haruskah sampai bumi berhenti berputar sebagimana aku berhenti mengejar?

Bajingan itu lemah pada orang yang dicintainya
Bajingan itu rapuh
Ia menyimpan luka, beban yang tak bisa sembarang cerita
Mungkin lewat sajak ia menuangkan segala emosinya
Karena yang dicinta tak kunjung menemuinya
Baru kali ini aku menemukan lelaki sepertinya
Memiliki cara yang indah menyalurkan keluh kesah
Menampik kesempurnaan lewat frasa ‘bajingan’
Namun renda kata-katanya selalu dirindukan
Caramu benar-benar bajingan!!
Kamu mau tahu kenapa kau jadi benar-benar bajingan?
Karena caramu memikat lewat kata dan frasa sudah sangat-sangat bajingan!
Saking indahnya

Bagaimana bisa kau memikatku lewat kata-katamu, sedang kau katakan bajingan pada dirimu
Bagaimana bisa kau buatku rindu sajakmu, sedang meruntuhkan egomu saja kau tak mampu
Bagaimana bisa aku mengharapmu melihatku, sedang bagaimana cara menatap yang kau cintapun kau tak tau
Kurasa bajingan itu tidak waras
Pantas sudah jika wanitanya tak pernah berpapas
Sungguh, aku iri pada wanita yang sedang ia perjuangkan tanpa lekas

Bajingan, ku tiupkan buih kerinduan dalam sajak ini
Semoga kau bisa rasakan gerakan dan hembusan nafas saat jemari ini menari
Bajingan
Delapan huruf terangkai sederhana namun membentuk sosok luar biasa
Tidurlah, bajingan
Sajaknya mampu membuatku merindu, kata-katanya menggelisahkan malamku, dan senyumnya adalah candu
Tidurlah, bajingan
Mungkin lamunan tentangnya mampu mengantarkan alam mimpi padamu
Namun jangan mimipkan dia, sebab aku pasti cemburu
Tidurlah, bajingan
Malam akan panjang
Tak cukup waktu untuk memikirkan
Bunuh malam ini perlahan dengan cinta yang kau simpan
Meski aku tak pernah tau nama siapa yang kau sebutkan

Bajingan itu tertawa membaca sajak ini
Tahukah kau, bajingan?
Tertawamu ditertawakan waktu
Dalam detik demi detik yang kau bunuh, ada kesempatan yang berhenti tumbuh
Dan langkahmu semakin jauh
Sedang aku hanya mampu menikmati tawamu dari jauh
Ah....sudahlah!
Cukup kau masih bernafas, aku sudah bahagia

Mandailing Natal – Solo – Tulungagung – Lumajang

Sabtu, 23 Desember 2017 – 23.57 WIB

Komentar

Postingan Populer