Rindam Jaya Part 5 (Epilog) : Bagimu Negeri, Jiwa Raga Kami

Hai, dou you waiting for this post? Uhm, akhirnya kita sampai pada part terakhir dari ceritaku tentang BN ini. Sepertinya nggak akan nulis banyak sih, but let’s see!

Pendidikan dan pelatihan bela negara yang digelar selama 7 hari bertempat di Dodiklatpur Rindam Jaya Gunung Bundar, Bogor ini telah dilaksanakan dengan baik dengan harapan mampu membawa perubahan bagi mahasiswa dan mahasiswi yang mengikutinya. Tidak hanya olah fisik, tetapi juga banyak wawasan yang telah diberikan. Semua dilakukan semata-mata untuk membentuk karakter kami semua untuk menjadi calon aparatur sipil negara yang baik dan siap bekerja. Minggu, 24 September 2017 kami kembali ke kampus tercinta di Jalan Otto Iskandar Dinata dengan membawa segenggam energi dan semangat baru, siap menjalani masa perkuliahan untuk satu semester ke depan.

Ada beberapa hal yang belum sempat aku ceritakan di post sebelumnya. Salah satunya adalah mengenai nobar film G30S/PKI. Kita semua mengetahui bahwa beberapa minggu yang lalu ada himbauan untuk kembali diadakan nobar film G30S/PKI. Malam itu seharusnya kami mengikuti kegiatan pelajaran malam di Graha Rimba, namun seluruh kegiatan pelatihan hari itu dialihkan ke Lapangan Pancasila untuk nonton bareng film G30S/PKI. Nonton bareng kali ini dikemas dengan cara yang unik, tidak hanya kami, namun seluruh peserta pelatihan yang ada di Dodiklatpur duduk bersama di Lapangan Pancasila, beralaskan rumput, beratapkan langit dengan ribuan gugusan bintang yang memanjakan mata. View Gunung Bundar di malam hari yang tak kalah cantik juga menambah keindahan suasana malam itu. Ditemani segelas teh atau kopi atau se-cup Pop Mie yang dijajakan oleh beberapa pedagang disana, kami menikmati sensasi nonton layar tancap G30S/PKI di bawah langit Bogor malam itu. Tak ada lagi perbedaan dari institusi mana kami berasal, semua membaur menjadi satu sebagai generasi muda bangsa Indonesia. Meskipun ada beberapa yang akhirnya tertidur mengingat durasi film yang cukup lama, bagiku pribadi kegiatan ini sangat menyenangkan. Aku yang notabene hanya mendengar dan mengetahui cerita kekejaman gerakan G30S/PKI melalui cerita kakek nenek dan bapak ibu serta dari pelajaran sejarah merasa senang akhirnya bisa kesampaian nonton film ini. Mungkin beberapa dari kalian akan merasa biasa aja, tapi buatku ini berbeda. Apalagi nontonnya sambil stargazing langit Bogor meskipun bintang-bintangnya tidak sebagus di Flores. Mungkin akan lebih seru lagi kalau ditemenin sama kamu, iya, kamu. Eaaa. Just kidding!

Menjadi siswa pendidikan dan pelatihan bela negara membuatku menyadari bahwa sebagai seorang pemuda kita hendaknya memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Kita lahir di Indonesia, tumbuh besar di Indonesia, makan dan minum dari segala yang tumbuh dan mengalir di atas tanah Indonesia, maka sudah sepantasnya kita mengabdikan diri untuk kemajuan bangsa. Menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka, apalagi dengan adanya bonus demografi yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2025, tentunya kita harus saling bahu-membahu membangun bangsa. Dimulai dari hal-hal sederhana, dengan menanamkan karakter yang baik pada diri sendiri misalnya, seperti kedisiplinan, kerjasama, dan loyalitas. Pendidikan dan pelatihan bela negara ini adalah program positif untuk menumbuhkan hal-hal tersebut. Jangan memandangnya dari segi kegiatan yang dilakukan, namun coba lihatlah dari segi apa yang akan kita dapatkan setelahnya. Karena dalam pendidikan dan pelatihan ini tidak hanya melatih fisik, namun juga mental dan karakter. Inilah yang nantinya akan kita bawa 10-20 tahun mendatang untuk membawa perubahan bagi Indonesia menuju Indonesia yang lebih maju dan sejahtera. Diri kitalah yang pada akhirnya memutuskan mau turun tangan untuk mengabdi pada negeri atau melenggang tak peduli. Indonesia ini ibarat sebuah kapal besar dan butuh banyak orang untuk menggerakkannya dalam waktu yang tidak sebentar. Memang tidak mudah, namun bukan berarti tidak usah  (Lenang Manggala). Keberadaan kita pemuda sebagai generasi penerus bangsa harus kita sadari agar kelak kita dapat menentukan apa yang akan kita berikan untuk ibu pertiwi. Karena seorang pemuda hendaknya seperti lirik terakhir lagu Bagimu Negeri, yaitu Bagimu Negeri, Jiwaraga Kami.

Finally, tulisan cerita BN ini sampai disini. Ucapan terimakasih dan apresiasi setinggi-tingginya untuk seluruh jajaran pelatih di Dodiklatpur Rindam Jaya, panitia MP2K 2017, dan Satgas BN 2017 atas kerja kerasnya mempersiapkan dan melaksanakan program ini untuk kami semua angkatan 59. So, kalian penasaran dengan keseruannya? Ayo, kutunggu di kampus tercinta Jalan Otto Iskandar Dinata sebagai bagian dari Sekolah Tinggi Ilmu Statistik. Akhir kata, terimakasih sudah membaca dan sampai ketemu di post lainnya yaa. Selamat Hari Sumpah Pemuda yang ke-89, Kita Tidak Sama, Kita Kerja Sama!


P.s : Sebenernya postnya udah jadi sejak kemarin dan harus di post kemarin, namun berhubung padatnya kegiatan jadi baru bisa post hari ini, hehe.

Komentar

Postingan Populer