Rindam Jaya Part 4 : Graha Rimba Punya Cerita

Hello, fellas! Back to the story of rindam jaya, udah nemu keyword di postingan sebelumnya? Belum? Oke deh nggak jadi nulis. Bye! Hehe, btw sorry for late post yaa, baru bisa upload sekarang.
Jadi, di postingan kali ini aku bakal cerita tentang sisi yang berbeda dari BN ini. Kalau kalian membayangkan BN akan penuh dengan latihan fisik dan serba-serbi lain yang berbau militer, jawabannya adalah enggak. Kegiatan kami seimbang antara latihan fisik, pemaparan materi, dan praktik lapangan. Ilmu yang kita dapatkan bisa diterapkan secara langsung waktu praktik lapangan, nggak cuma masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

Selama MP2K di kampus, kita dihadapkan pada kuliah umum di dalam auditorium. Suasananya serius sampai berujung banyak yang tidur dan kena tibum. Kalau di Gunung Bunder ini suasananya nggak jauh berbeda sih, yang namanya kuliah umum pasti harus diikuti dengan serius. Bedanya adalah mengenai lokasi. Waktu BN, sesi kuliah umum digelar di Graha Rimba. Tempatnya aula outdoor gitu, jadi melihat sekeliling isinya tumbuhan liar dan semak belukar. Hawanya sejuk, adem buat dilihat. Masih ada satu dua mahasiswa yang ngantuk dan berujung tidur sih, tapi buat aku pribadi tempat kayak gini tuh cocok banget buat melepas penat setelah kegiatan meskipun kita harus sambil dengerin kuliah umum. Dan lagi, benda ajaib yang wajib dibawa waktu kuliah umum!

Then, let’s talk about the class! Kuliah umum di Graha rimba ini jamnya beda-beda. Ada pelajaran siang, pelajaran sore, dan pelajaran malam. Disini kami menerima bermacam-macam materi. Ada materi dari pihak TNI, ada materi dari BPS, ada materi mengenai pengembangan diri yang diberikan oleh pihak kampus. Beberapa materi yang berhasil aku catat di antaranya adalah Wawasan Kebangsaan Dalam Pendidikan Bela Negara, Tata Upacara Militer/Sipil, CMI, Loyalitas, Kedisiplinan dalam Kehidupan sebagai Mahasiswa, Pemerintahan yang Baik, Kebijakan dan Strategi Pencegahan Radikal Terorisme, Manajemen Waktu, Etika, dan Teori Kepemimpinan. Sadar atau tidak, materi-materi yang diberikan akan banyak membantu kita menjalani masa-masa perkuliahan dalam mempersiapkan diri menjadi Aparatur Sipil Negara. Negara kita memang tidak menerapkan sistem wajib militer, namun melalui pendidikan dan pelatihan bela negara seperti ini tentu diharapkan dapat memupuk rasa cinta tanah air dan nasionalisme yang tinggi dalam hati sanubari agar generasi muda masa kini kelak dapat mengabdi dan membawa perubahan untuk negeri menuju 100 tahun kemerdekaan RI.

Belajar di Graha Rimba tak sepenuhnya mulus, guys. Ada aja godaannya. Godaan pertama berasal dari diri sendiri, rasa kantuk. Kegiatan yang padat, jam tidur yang tidak teratur, dan intensitas waktu pelatihan yang tidak sebentar tentu menguras tenaga banget. Efeknya ketika kita berkegiatan dengan posisi duduk, melihat dan mendengarkan ya bawaannya ngantuk doang. Oiya, aku udah cerita tentang adanya empang di Dodiklatpur kan? Nah, ketika kita masuk ke Graha Rimba, Satgas BN selalu mengingatkan agar jangan sampai tidur ketika materi sedang disampaikan. Dan setelah itu, akan ada kertas berisi peringatan “JANGAN TIDUR ATAU SILAKAN NYEBUR EMPANG” dan sejenisnya yang berputar dari barisan paling depan menuju barisan paling belakang. Pada awalnya aku kira ini peringatan tertulis dari Satgas BN, dan baru akhir-akhir ini aku tau faktanya bahwa penulisnya adalah danyon kita sendiri. Big thanks lho, berhasil buat aku melek karena nggak mau mandi di empang. Karena hal ini pula kita mengenal yang namanya ‘benda ajaib’ selama bela negara, sebut saja aromatherapy dalam bentuk roll-on. Biasanya kita pakai aromatherapy di pelipis untuk meredakan pusing atau dihirup aromanya, kali ini pemakaiannya lebih ekstrim, guys. Coba tebak di mana mengoleskannya? Yap, benar, di mata. Kalian nggak salah baca kok, di mata. I know ini berbahaya dan tidak sesuai dengan saran penggunaan, tapi ini membantu banget buat melek, guys. Sumpah, pedesnya seketika semriwing di mata dan kembalilah kita pada fokus materi yang disampaikan.

Selain di Graha Rimba, ada juga materi yang disampaikan di lapangan seperti Penanganan Pertama pada Kecelakaan, Survival, dan Pengenalan Senjata Ringan. Ini juga seru, guys. Kita diajarkan untuk praktik secara langsung meskipun tidak semuanya bisa mencoba. Belajar melepas dan merakit ulang senjata bikin semangat, bahkan banyak yang kecewa karena nggak bisa ikutan mengingat keterbatasan waktu. Selanjutnya, yang kebanyakan bisa ikut melakukan adalah saat materi Survival. Kami diajarkan bagaiman cara bertahan hidup semisal berada di tengah hutan dan stok pangan menipis serta bagaimana waspada terhadap bahaya-bahaya yang muncul. Kami juga diberi wawasan mengenai tumbuhan-tumbuhan apa saja yang bisa maupun tidak bisa dimakan, dan ketika makan beneran ternyata rasanya juga lumayan. Fase-fase seru dalam materi survival ini adalah ketika kami diajarkan untuk menaklukkan ular kobra dan ular phyton. Nggak main-main guys, beneran hidup lho, yang satunya berbisa, yang satu lagi lilitannya luar biasa. Meskipun kami tidak mempraktikkan ilmu ini secara langsung, setidaknya kami tau gambaran apa saja yang harus dilakukan ketika bertemu mereka.

Okay, guys, i think udah banyak yang aku ceritakan tentang BN ya, next post mungkin bakal cerita tentang apa yang menurutku berbeda dan berkesan. Doakan aku tsempat menulis dalam minggu ini yaa. Do you need any clue? There is no clue for this post. Thanks for reading and see you!!  

Komentar

Postingan Populer