Campus Life


I’m back!! Semoga postingan ini bukan pelarian semata karena lelah menghadapi perkawinan cacing-cacing bobok dan kurung-kurung siku super gede (if you know what i mean). I never imagine that finally i’m here, the first semester’s exam has done. Wish me and my whole friends luck! Nggak kerasa udah hampir 6 bulan jadi mahasiswa, hehe, udah mahasiswa aja padahal rasanya kemarin masih pakai seragam SMA. Today, lagi pengen bahas tentang campus life yang sedikit-demi sedikit lumayan mengubah pribadi seseorang ke arah yang semoga lebih positif. Perjuangan yang aku yakin nggak gampang buat masuk ke kampus yang sekarang kalian tempati harus bener-bener disyukuri, karena masih banyak orang di luar sana yang ingin ada di posisimu sekarang. Ketika kamu lelah ngerjain banyak tugas kuliah, ingatlah yang masih harus mati-matian belajar demi bisa kuliah. Let the campus life changes you to be a better person. Let’s start!
1.      Time Management
Jadi mahasiswa apalagi di kota yang jauh dari rumah mau nggak mau membuat kita harus melakukan segala sesuatunya sendiri. Kalau dulu-dulunya masih bisa katakanlah “mengandalkan Ibunda”, meskipun kita juga bantu-bantu semacam bersihin rumah, mencuci baju dan sebagainya, tapi ketika kita udah jadi anak kost maka kondisinya akan jauh berbeda. Kalau dulu bangun tidur ibaratnya bantuin orang tua sebentar trus sekolah, pulang sekolah masih harus ikut bimbingan belajar dan semacamnya, sampai di rumah masih harus ngerjain tugas dan sebagainya, you Mom never complains you dan semua hal di rumah udah beres kayak rumah udah bersih, makanan udah ada, baju udah dicuci and lain sebagainya. Now, ketika kita udah jadi anak kost, maka the first thing you think when you wake up adalah “Apa yang harus aku lakukan hari ini?” Jadwal kuliah memang udah nggak sama dengan jadwal waktu sekolah dulu, it means kita punya banyak waktu longgar. But, nggak sepenuhnya longgar juga karena harus segala sesuatunya kita urus sendiri. Mulai dari nyiapin makan entah itu masak sendiri ataupun beli, siap-siap ke kampus, mencuci baju, bersih-bersih kos, belajar, bermain dan seabrek aktivitas lainnya. Belum lagi kalau ikut organisasi atau UKM masih harus rapat sana-sini, latihan sana-sini dan banyak lagi. Kita harus bisa memanajemen waktu dengan baik, kapan harus belajar, kapan harus bermain, kapan harus bersih-bersih kos dan sebagainya. Kalau kamu nggak punya manajemen waktu yang baik, 24 jam pun akan terasa kurang, kalau kamu bisa ngatur waktumu dengan baik, maka banyak hal lain yang bisa kamu lakukan. So, one simple thing that we can do is make a daily or weekly or monthly planner. It really helps! Konsekuensi dari memiliki jadwal harian/mingguan/bulanan ini adalah kita harus tertib melakukannya dan jangan sampai ada yang kelewat, kalau misal ada yang kelewat maka harus cari hari buat gantiin hari itu. Bentuk daily or weekly planner paling sederhana yang aku punya adalah “time organized board”. Jadi, disitu bisa ditulis jadwal kuliah, jadwal organisasi/UKM dan deadline-deadline yang harus dipenuhi sehingga bisa kelihatan waktu mana yang longgar yang sekiranya bisa dipakai buat relax, buat nyuci baju (kalau nggak ngelaundry), buat bersihin kosan, buat hang out, dan sebagainya. Just hold the principe. Jangan menunda-nunda pekerjaan, karena jika kamu menundanya 5 menit saja maka kamu berhutang 5 menit di masa depan.

2.      Makanan dan Pola Makan
Ngomongin tentang makanan ada dua tipe mahasiswa yang aku tau, tipe mahasiswa yang masak sendiri dan tipe mahasiswa yang memilih untuk beli. Nggak ada yang salah dengan keduanya. Namun yang perlu diperhatikan adalah apa yang kita makan dan kapan kita makan. Jangan jadi mahasiswa yang makan KFC di 10 hari pertama, makan nasi warteg di 10 hari kedua, dan makan mie instan di 10 hari ketiga, lebih parah lagi makan promag di akhir bulan. I know nggak semua mahasiswa mampu untuk selalu makan enak, tapi kita bisa memilih untuk makan sehat. Kalau pengalamanku pribadi, masak nasi sendiri itu sebuah penghematan besar-besaran, sisanya tinggal temen nasinya aja dan make sure konsumsi sayur setiap hari, kalau perlu minum susu atau vitamin. Mentoknya aku habis sekitar 20ribuan sehari. But, tiap orang pasti beda-beda. Then, mengenai pola makan. Mahasiswa nggak selamanya sibuk dan nggak selamanya leha-leha. Ada kalanya ketika lagi sibuk-sibuknya malah kita lupa udah makan atau belum hari itu dan baru nyadar ketika udah mau tidur. Aku sendiripun kadang masih suka gitu, tapi usahakan untuk berubah sedikit demi sedikit. Kalau kamu punya waktu longgar buat makan meskipun Cuma 5 menit di sela-sela jadwal padat, manfaatkan meskipun makanmu ala-ala BN. Next, mahasiswa juga boleh jajan kok. Tapi, pintar-pintarlah memilah jajanan dan jangan kebablasan kalau lagi jajan. Jajan memang bisa jadi pengganjal perut sementara, tapi jangan lupa tubuhmu juga perlu karbohidrat protein dan teman-temannya sebagai haknya. Intinya, makanlah tepat waktu dengan makanan yang tepat dan sehat.

3.      How to Socialize with everyone around you
Point yang mau dibahas disini adalah bagaimana kita harus bergaul dan bersosialisasi dengan  orang-orang di sekitar kita. Jangan jadi mahasiswa yang pasif. Jadilah mahasiswa yang aktif, buka koneksi seluas-luasnya. Budayakan senyum salam sapa kepada semua orang baik kenal maupun nggak kenal. Aktiflah ngajak ngobrol. Having chit-chat sama temen kost, akrab ke ibu kost, ke mamang tukang antar galon, penjual bubur atau nasi bungkus langganan bisa bikin kamu lebih dikenal sama orang. Bukan dalam artian biar tenar atau apa, ibuku pernah bilang, dengan kamu menyapa orang setidaknya orang itu akan terkesan dan kalau semisal ada apa-apa di jalan setidaknya ada yang nolongin kamu karena kamu nggak cuek sama orang. Bergaul juga jangan sebatas dengan teman seangkatan, kenal sama kating itu penting agar kamu punya gambaran gimana kuliah di kampusmu dan ada tempat buat nanya seputar kuliah kalau kita nggak tau tentang sesuatu hal. Selanjutnya, having a good friendship juga akan membantu. Jadi anak rantau bukan berarti nggak punya masalah, namun terkadang ada hal-hal yang nggak mungkin disampaikan ke orang tua karena takutnya malah jadi beban meskipun itu sepele. Nah, sahabat ini bisa jadi temen buat berbagi keluh kesah, entah kamu butuh mereka sebagai pendengar atau untuk bantu cari solusi. Jadi, jangan menutup diri, tapi jangan sembarangan kenal sama orang juga. Bergaulah dengan orang-orang baik agar ketularan jadi baik.

4.      Attitude itu Penting
Sikapmu, perkataanmu, perilakumu mencerminkan dirimu. Boleh dibilang kalau kita memang ‘bebas’ disini, I mean orang tua jauh, nggak 24/7 mengamati apa yang kita perbuat seperti dulu. Tapi, itu tidak berarti kamu bisa bersikap sebebas yang kamu mau. Jadilah manusia yang bermoral, agar kamu dihargai keberaaannya oleh sekitar. Kalau kita nggak respect sama orang, gimana orang mau respect sama kita? Attitude ini harus dipegang teguh ketika berhadapan dengan siapa saja. Dengan teman, dengan tetangga, dengan kaka tingkat, dengan dosen, dengan siapapun orang yang kita kenal dan kita temui. Nggak perlu kaku, tapi jangan selengekan biar orang itu nggak ilfeel sama kita. Percuma cerdas tingkat dewa, kalau attitude aja nggak punya.

5.      Balance your Academic Skill and Soft Skill
Talking about campus life, nggak lengkap rasanya kalau nggak ngomongin UKM, organisasi, komunitas, dan kepanitiaan. Keempat hal itu seolah nggak bisa lepas dari yang namanya kampus. Seperti yang kita ketahui, kuliah merupakan tahap persiapan menuju dunia kerja. Ketika bekerja maka kita akan berhadapan dengan banyak orang yang karakternya berbeda-beda. Pinter aja gak cukup, bruh. Soft skill juga perlu diasah agar kita tau bagaimana cara bersikap kepada orang lain dan bagaimana cara menempatkan diri. Nah, UKM/organisasi/komunitas/kepanitiaan di kampus merupakan sarana untuk mengasah soft skill sekaligus membangun networking. Memang benar niat dan tujuan kuliah itu untuk belajar, syukur-syukur kalau bisa mencapai IP tiga koma, tapi alangkah baiknya kalau sambil kuliah juga mengasah soft skill biar nanti setelah lulus jadi pribadi yang networkingnya luas, soft skillnya oke, dan otaknya cerdas.

6.      Spend your Money Wisely
Your money is not absolutely yours. Apa yang ada di rekeningmu, di dalam dompetmu, di saku celanamu bukan sepenuhnya uangmu. Ya oke itu memang pemberian orang tua untuk membiayai selama masa kuliah, but it doesn’t mean that you can spend it as you want. Ada sebuah tanggung jawab besar ketika rupiah demi rupiah itu masuk ke rekeningmu dan sampai ke tanganmu. Bapak dan ibumu ga bakal minta uang itu dikembaliin, nggak sama sekali. Mau tau tanggung jawab apa yang ada bersamanya? Tanggung jawab menjalani kuliah dengan baik dan benar. Kita nggak pernah tau berapa ribu tetes keringat yang jatuh demi uang yang masuk ke rekening kita, maka balaslah dengan setimpal. Jalani kuliah dengan baik dan gunakan uangnya untuk hal-hal yang bermanfaat. Apalagi kalau kuliah di PTK yang dapat tunjangan, maka tanggung jawabmu bukan hanya pada orang tua, tetapi juga kepada negara. Uang rakyat yang dipakai menyekolahkanmu harus dibalas dengan pengabdianmu untuk rakyat juga. There is a simple thing that we can do to manage our money wisely. Buatlah skala prioritas. Ketika ada transferan masuk ke rekening, maka buatlah perencanaan mengenai mau diapakan sih uang dengan jumlah segitu. Pisahkan berapa untuk bayar kost, berapa untuk makan, berapa untuk kebutuhan kampus, berapa untuk beli kuota, berapa yang harus ditabung, dan sebagainya. Oh iya, punya tabungan itu penting, buat jaga-jaga semisal ada apa-apa yang membutuhkan dana cadangan because we never know what will happen next, right? Nah, selain membuat skala prioritas, catat juga pengeluaran yang kita lakukan setiap harinya. Catatan pengeluaran ini bisa jadi bahan evaluasi untuk menyusun skala prioritas bulan selanjutnya.

7.      Build Up your Strength
Hidup di perantauan yang notabene suasananya jauh berbeda dengan keadaan di rumah mau nggak mau menuntut kita untuk jadi pribadi yang lebih ekstra dari biasanya. Kita dididik oleh keadaan untuk menjadi pribadi yang lebih kuat. Ada empat hal yang yang lumayan jadi fokus buat aku tulis disini. Pertama, jangan manja. Lakukan apa yang perlu kamu lakukan selagi kamu bisa melakukannya. Please, be independent! Kedua, jangan ngaret. I know, mungkin ngaret itu udah semacam melekat sama orang Indonesia. Tapi, don’t you realize kalau sebenarnya ketika kamu datang terlambat, maka kamu telah menghukum orang yang datang tepat waktu? Bagaimana kalau semisal orang yang ternyata datang tepat waktu punya urusan yang lain dan dia berusaha menyempatkan waktu untuk ketemu kamu tapi pada kenyataannya malah dia menunggu tanpa melakukan suatu hal apapun yang sebenernya waktunya itu bisa dipakai untuk menyelesaikan urusannya tadi. Terlambat 10-15 menit masih okelah, tapi kalau udah 1 jam? So, please be on-time-person. Ketiga, jangan baperan. Ini nih, yang rawan banget terjadi sama anak kuliahan. Getting ‘baper’ because of a little thing. Baru ditanyain ‘udah makan?’ eh baper, baru dikirimin ucapan ‘semangat ujian, ya’ eh baper. Belum tentu dia nanya gitu karena ada ‘apa-apa’ ke kamu. You’re not a high school student anymore. Control your ‘baper’ feeling. Tapi, tetaplah berhati-hati ketika bicara ataupun bercanda, karena ada hal-hal tertentu yang mungkin bisa menyinggung perasaan orang tapi malah kalian anggak orang itu baperan. Keempat, jangan bergantung. Sebagai sesama anak rantau, kita semua punya aktivitas dan kesibukan yang berbeda-beda. Balik ke poin pertama, jangan manja, nah poin yang ini masih agak nyambung juga sih. Bedakan antara bergantung dengan minta tolong. Ketika kamu bergantung pada orang lain, pikirkan juga bagaimana seandainya orang tempat kamu bergantung punya urusan dan masalahnya sendiri yang dia nggak bagi ke kamu.

8.      Do Good and Be Good
Salah satu prinsip yang baik untuk diterapkan ketika berada di perantauan adalah selalu berbuat baik kepada orang lain. Bukan mengharap balasan, namun ketika kita berbuat baik kepada orang lain maka kebaikan itu akan kembali kepada diri kita sendiri. Selain itu, sebagai manusia beragama, penting untuk tetap menaga konsistensi ibadah dimanapun berada. Meskipun jadi anak rantau, upayakan ibadah tetap jalan terus. Bergaul dengan orang-orang yang baik juga akan membantu kita untuk konsisten melakukan kebaikan.

9.      Careness and Awareness
Kalau kalian jadi anak kuliahan di kota besar maka ada dua hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah kepedulian. Kepedulian ini penting karena ketika kita jadi mahasiswa yang sama-sama berstatus anak rantau, maka status kita semua adalah sama. Pedulilah pada temanmu jika kamu ingin temanmu mempedulikanmu. Jangan jadi orang yang tak acuh. Kedua adalah kewaspadaan. Kriminalitas bisa terjadi kepada siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. Waspadalah! Biasakan untuk tidak keluar sendirian, apalagi saat malam hari. Jangan kantongi HP di saku celana, masukkan ke dalam tas. Gunakan tas punggung di bagian depan agar lebih mudah dilindungi atau jika menggunakan tas jinjinh/bahu maka bawalah di sebelah kiri. Simpanlah nomor-nomor yang mungkin dibutuhkan saat kondisi darurat seperti nomor kantor polisi terdekat, nomor telepon rumah sakit/klinik terdekat, dll. It will be better ketika kita mau belajar bela diri. Hal-hal sederhana dapat kita lakukan untuk menghindarkan diri kita menjadi korban kejahatan.

10.  Call your Parents No Matter How Busy You Are
Last but not least. Komunikasi dengan orang tua itu penting. Mungkin orang tua kita nggak akan blak-blakan bilang betapa ada rasa kehilangan ketika kita yang biasanya teriak-teriak di rumah tiba-tiba harus pindah. Sebagai anak, tentu kita yang harusnya sadar diri. Sesibuk apapun kamu, sepadat apapun kegiatanmu, sempatkan telepon atau video call orang tua minimal seminggu sekali meskipun hanya untuk bilang ‘Ma, Pa, apa kabar? Ada kegiatan apa minggu ini?’. It’s okay ketika kalian udah chat tiap hari sama orang tua meskipun hanya lewat whatsapp. Tetapi, efek suara itu lebih besar dan lebih nyata daripada sekedar tulisan yang dibaca, menurutku. Yuk, luangkan waktu sejenak untuk orang tua kita sambil kembali mengisi ulang energi untuk menghadapi perkuliahan yang punya kejutan berbeda setiap harinya.
Apa yang aku tulis di atas murni opiniku semata setelah aku menjalani kuliah selama satu semester ini. It’s okay ketika kalian mengalami hal yang berbeda, aku hanya berbagi cerita. Ambil dan terapkan apa yang sekiranya bisa kalian terapkan dan abaikan apa yang sekiranya tidak perlu. Thanks for reading, see you on next post!

Komentar

Postingan Populer