PRIORITAS
Hola!! Akhirnya bisa menulis lagi untuk mengawali libur
panjang kali ini but.......wait,
ternyata minggu depan padat merayap seperti jalanan ibu kota saat jam kerja.
Hmm, semoga tidak macet!
Let’s start!
Pernah nggak, sih, kalian merasa waktu yang kalian miliki
itu tidak cukup untuk mengerjakan semua pekerjaan yang kalian punya? 24 jam
sehari terasa kurang, 7 hari dalam seminggu masih belum cukup, bahkan 30 hari
dalam sebulan kadang rasanya masih tidak cukup untuk bisa menuntaskan segala
pekerjaan. Atau pernah nggak kalian berpikiran bahwa pekerjaan yang kalian
miliki terlalu banyak sampai kalian bingung mau mulai ngerjakan dari mana? Don’t you think that the problem is not
about the time or the job quantity, but it’s about ourself?
Sebenarnya, tulisan ini dibuat setengahnya agak curhat sih
karena baru saja merasa sangat-sangat gagal dalam menyusun prioritas dan
akhirnya jadi melepaskan suatu pekerjaan demi pekerjaan yang lain. Pada awalnya
sempat berpikir bahwa rasanya 30 hari dalam sebulan itu tidak cukup karena
keinginan untuk bisa handle semua kerjaan, tapi nyatanya tetap saja akan ada
masa-masa kita dihadapkan pada pilihan yang memang kita harus memilih dan
beratnya lagi ketika keduanya adalah hal yang berharga dalam hidup. Then, i’m looking back at my self. Setelah
itu sadar bahwa ini bukan masalah waktu,
tapi ini masalah aku sendiri yang belum bisa menyusun prioritas.
Selama ini, prinsip yang ku pegang dalam menyusun prioritas
itu ada 2.
1)
Urgensi waktu
Ini jadi pertimbangan pertama buat menyusun
prioritas, menurutku. Every job has their
own deadline, right? Dari sinilah kita bisa menyusun jadwal kita dalam
melakukan sesuatu, mana yang lebih dahulu perlu diselesaikan, mana yang bisa
ditunda sampai pekerjaan yang lebih urgent selesai. Ditunda bukan berarti bisa
berlama-lama. Setelah satu pekerjaan selesai, segeralah selesaikan pekerjaan
berikutnya karena percayalah semakin kamu menunda maka deadline akan semakin beranak-pinak.
2)
Urgensi keberadaan
Bagaimana jika ada dua prioritas yang
memiliki deadline bersamaan? Ini nih
yang bikin repot. Seperti kata dosen mata kuliah pengantar ekonomi saya bahwa “Hidup
adalah pilihan”, maka kita harus memilih meskipun dengan berat hati. Kalau udah
kayak gini, pertimbangan selanjutnya adalah seberapa besar urgensi keberadaan
kita dalam pekerjaan tersebut. Ketika kamu berada pada sebuah tim, maka setiap
anggota di dalamnya telah mendapat jatahnya masing-masing. Ketidakhadiran satu
orang anggota pasti akan membawa dampak bagi kegiatan tim. Nah, di sinilah
perhitungan kita bermain. Seberapa besar dampaknya ketika kita tidak hadir
dalam kegiatan tersebut? Seberapa berat pekerjaan tambahan untuk teman-teman
tim yang lain ketika kita meninggalkan pekerjaan yang seharusnya jadi jatah
kita? Yang tahu jawabannya adalah diri kita sendiri. Pertimbangkan masak-masak
sebelum mengambil keputusan agar tidak merugikan diri sendiri, merugikan orang
lain, apalagi sampai merugikan tim.
Manusia tidak didesain untuk bisa multitasking. Memang ada orang-orang yang berhasil melakukannya,
tetapi tidak semua orang bisa. Mungkin di luar ia terlihat bisa melakukan
pekerjaan ini itu hadir ke sana ke sini, tapi kita tidak tau strugglingnya dia menyusun prioritas
agar bisa menyelesaikan semua tanggungjawabnya dengan baik. Satu hal lagi yang
penting, di atas segala prioritas yang telah kita susun sedemikian rupa, ada
badan kita yang berhak atas haknya. I mean,
ketika kamu punya banyak pekerjaan atau prioritas yang menuntut kita untuk
terus bekerja keras menyelesaikan satu pekerjaan lalu berpindah ke pekerjaan
lain, maka jangan lupa bahwa kamu badanmu butuh asupan untuk bisa menjalankan
itu semua. Kalau hal ini sampai terlupa hingga akhirnya tumbang, maka sia-sia
sudah skala prioritas yang kita susun. Pekerjaan akan jadi berantakan dan kita
harus struggling untuk menyusun skala
prioritas baru setelah tertunda sekian hari. So, do your job well and keep your body healthy! Tidak ada
pekerjaan yang tidak bisa diselesaikan. Semua kembali kepada diri kita sendiri.
Bukan masalah bagaimana kita memprioritaskan apa yang aa di jadwal kita, tetapi
bagaimana kita menjadwal apa yang menjadi prioritas kita.
Have a nice holiday! See
you on next post!
Komentar
Posting Komentar